Minggu, 24 November 2013

Peraktek Bisnis yang Tidak Beretika

Contoh Kasus 2
Dalam kasus obat anti nyamuk HIT, sempat ada isu kalau produk ini menggunakan bahan pestisida berbahaya, walaupun produsen sudah meminta maaf dan berjanji akan menarik produknya, ada kesan kalau permintaan maaf itu hanya klise. Karena pada tahun 2005 saja produk tersebut masih beredar sampai sekarang, tapi yang sekarang mungkin sudah tidak menggunakan bahan berbahaya itu lagi.
Banyak sebenernya kalau dilihat dari segi produk bisnis yang tidak beretika, mulai dari bahan formalin pada pembuatan tahu bahkan pengawetan hewan laut, pembuatan terasi yang menggunakan bahan yang sudah berbelatung, ayam tiren [mati kemaren],penggunaan pewarna tekstil untuk makanan, dll.
Hal-hal yang seperti itu dilakukan produsen intinya untuk mendapatkan laba yang lebih besar..tapi caranya itu yang tidak baik, tidak beretika, tapi malah merugikan konsumen.

Tanggapan
Dalam contoh kasus seperti ini sebaiknya ditindak lanjuti karena dengan hal tersebut yang dilakukan oleh perusahaan tersebut dapat merugikan pihak konsumen dan berusaha memperbaiki sebaik baiknya produk tersebut sehingga dapat memperbaiki nama perusahaan tersebut.\

Sumber
http://nabella2326.blogspot.com/2012/10/contoh-kasus-bisnis-yang-kurang-beretika.html

Peraktek Bisnis yang Tidak Beretika

Contoh kasus 1
Produk Johnson & Johnson (J&J) dalam menangani kasus keracunan Tylenol tahun 1982. Pada kasus itu 7orang mati secara misterius setelah mengkonsumsi Tylenol di Chicago, setelah diselidiki ternyata Tylenol itu mengandung racun sianida.
Meski penyelidikan masih dilakukan guna mengetahui pihak yang bertanggung jawab ,J&J segera menarik 31juta botol Tylenol di pasaran dan mengumumkan agar konsumen berhenti mengkonsumsi produk itu hingga pengumuman lebih lanjut, J&J bekerja sama dengan polisi, FBI dan FDA menyelidiki kasus itu, hasilnya membuktikan keracunan itu disebabkan oleh pihak lain yang memasukkan sianida ke botol-botol Tylenol.
Biaya yang dikeluarkan J&J dalam kasus itu lebih dari 100juta dollar AS, namun karena kesigapan dan tanggung jawab yang mereka tunjukkan. Perusahaan itu berhasil membangun reputasi bagus dan masih dipercaya hingga kini, begitu kasus itu terselesaikan, Tylenol kembali diluncurkan di pasaran dengan penutup yang lebih aman dan produk itu bahkan menjadi market leader di Amerika Serikat.
Secara jangka panjang filosofi J&J yang meletakkan keselamatan konsumen di atas kepentingan perusahaan berbuah menjadi keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan.

Tanggapan
Tanggpan saya dalam kasus ini adalah walaupun kita dalam menjalankan bisnis sesuai dengan etika bisnis yang berlaku akan tetapi dalam menjalankan bisnis pasti ada saja gangguannya misalnya contoh diatas dikatakan gangguan disebabkan oleh pihak lain, maka dari itu selain kita menjalankan bisnis sesuai etika bisnis yang berlaku, kita juga harus berjaga-jaga oleh pihak lain, atau mungkin produk yang kita tawarkan dibuat sebaik mungkin agar tidak mudah disabotasi.

Sumber:
http://p21din.blog.com/2011/10/12/bisnis-tidak-beretika/

Bisnis Yang Beretika

Menurut Saya ciri bisnis yang beretika adalah sebagai berikut:

1. Tidak merugikan siapapun baik konsumen maupun pesaing dalam menjual atau mengembangkan produknya.
2. Mempunyai surat izin usaha yang sah dan legal.
3. Tidak melanggar aturan dari pemerintah.
4. Bertanggung jawab terhadap produk yang kita tawarkan.